Minggu, 01 Desember 2013

Sifat Wanita Shalihah

Sifat Wanita Shalihah
TAAT KEPADA TUHANNYA.
  Wanita pujaan bukanlah karena ia tampil menggoda. Banyak wanita yang tampil dengan vulgar dan dipuja penggemarnya, tapi dalam waktu tidak lama ia dijatuhkan oleh pemberitaan. Celakanya, pemberitaan itu menanyakan budi pekertinya yang tidak baik. Jika telah diketahui demikian, maka wanita cantik, cerdas dan dipuja-puja itu akhirnya dicampakkan oleh penggemarnya. Bagaimana pun, secara umum, manusia tetap menyukai orang yang berbudi pekerti baik dan berakhlaq mulia.
  Jadi, sejatinya wanita mempesona itu adalah wanita yang menyandang budi pekerti. Dalam bahasa agama, disebut wanita berakhlaq mulia. Kemuliaan akhlaq itu bisa terwujud tanpa didukung oleh ketaatannya kepada Allah swt.
  Taat kepada Allah swt. itu sangat penting dan harus dimiliki wanita. Karena kecantikan hakiki seorang wanita dapat dilihat dari ketaatannya kepada Allah swt. Ketaatan kepada Allah swt dapat berupa keimanan dan mewujudkan keyakinannya dari segala tingkah lakunya, diantaranya; taat terhadap semua aturan yang Dia tetapkan, segera menyadari kekhilafannya dengan bertaubat, rajin beribadah, berpuasa sunnah dan senantiasa mengkaji ilmu-ilmu agama agar keimanannya selalu bertambah setiap saat. Inilah cakupan yang amat menyeluruh dari kepribadian wanita shalihah.
  Namun, hukum Allah yang kerap kali dilanggar oleh kaum wanita pada zaman ini adalah dalam hal berbusana. Islam telah mengatur etika seluruh ritual kehidupan manusia dari etika beribadah sampai etika berpakaian. Sebagaimana sabda Rasulullah saw;
“Kaum wanita yang berpakaian tetapi telanjang, meliuk-liukkan badannya dan rambutnya disasak, mereka tidak akan masuk surga, juga tidak akan mencium baunya. Padahal bau surga dapat tercium dari jarak amat jauh.” (HR. Muslim)
   TAAT KEPADA SUAMI.
Bukanlah seorang wanita mempesona jika ia tidak taat kepada suami. Meskipun berdandan cantik dan rapi, berpenampilan lemah gemulai dan bertutur kata lembut, tetapi jika dia tidak patuh kepada suaminya, maka dia bukanlah kriteria wanita mempesona.
  Wanita mempesona itu mampu menyenangkan hati suaminya. Ia juga mampu berpenampilan sesuai dengan harapan suaminya. Tidak ‘mencengkeram’ suami. Artinya,tidak berperan dan menominasi urusan keluarga sehingga menganggap suami tidak berarti apa-apa. Wanita yang mendominasi urusan keluarga biasanya menganggap suaminya tidak mampu menjadi kepala keluarga. Akibatnya, suami tidak pernah dihormati. Wanita semacam ini, suka sekali mengatur suaminya dalam segala hal.
  Secantik apapun wanita seperti ini telah kehilangan daya pesona dimata suaminya. Cantik saja tidaklah cukup untuk menyenangkan hati suami. Pintar saja tidaklah dapat memenuhi kriteria wanita mempesona sebelum ia berakhlaq baik dan taat terhadap suaminya.
  Tidak sedikit wanita yang memiliki jabatan lebih tinggi dari suaminya lalu ia merasa percaya diri. Bahkan rasa percaya diri itu berlebih-lebihan. Ia mengikuti perawatan tubuh dan wajah kesalon kecantikan. Ia juga mengikuti latihan kepribadian. Keadaannya menjadi cantik dan membuat orang lain berdecak kagum karena penampilannya sopan dan terkesan cerdas. Namun penampilan seperti itu tidak lagi menarik bagi suaminya. Apa penyebabnya? Karena istri tersebut terlanjur tidak taat dan tidak menghormati suaminya.Sehingga sesuatu yang indah pada wanita menjadi menyeramkan dimata suami.
   Rasulullah saw. bersabda; “Jika seorang itu telah menunaikan sholat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya, dan taat kepada suaminya, maka akan dipersilahkan keduanya memasuki surga dari pintu manapun yang ia sukai.” (HR. Ibnu Hibban, al-Bazzar, Ahmad dan Thabrani. Dan dibenarkan oleh Albani).
  Islam tidak mendidik para wanita untuk bisa menjadi pribadi-pribadi yang mempesona. Hal itu karna islam bertujuan untuk menyelamatkan mereka. Betapa banyak wanita-wanita yang berkarir, sukses, cantik dan cerdas akhirnya menemukan kegagalan hidup. Maka terjebak pada kubangan penderitaan karena durhaka kepada suaminya. Durhaka kepada suami akan mendatangkan bencana dari Allah. Baik bencana yang disampaikan melalui perantara malaikat ataupun manusia.
  Diantara sikap taat para istri kepada suami adalah, meminta izin kepada suami jika hendak keluar rumah, tidak meminta bercerai tanpa alasan yang dibenarkan agama, menjaga sopan santun dan kehormatan saat keluar rumah, tidak mengeraskan suara melebihi suami, tidak membantah suaminya dalam kebenaran, dan tidak menerima tamu yang dibenci suaminya kedalam rumah, apalagi bermesraan dengan lelaki lain.
     LEMAH LEMBUT DAN PEMALU.
Malu merupakan bagian dari iman. Diriwayatkan pada sebuah hadist, Arba’in Nawawy, “Jika kamu tidak malu, maka lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan.” Wanita yang memiliki sifat malu, selalu mempertimbangkan semua yang akan dilakukan. Ia senantiasa berfikir dampak dari setiap tingkah lakunya. Hal ini ia lakukan untuk menjaga dan memelihara dirinya dari fitnah dan perbuatan keji. Bahkan sifat sopan dan pemalu itu dijadikan sebagai daya tarik pada bidadari, sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an pada penggalan ayat;
“…didalam surga ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya.”(QS. ar-Rahman : 56)
  Rasulullah saw. bersabda; “Dunia ini perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”. Kata perhiasan terkait dengan makna keindahan. Wanita shalihah senantiasa menjaga daya tarik dirinya bagi suaminya. Wanita yang senantiasa menjaga keindahan digambarkan dalam al-Qur’an;
“Dan (didalam surga itu) terdapat bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. al-Waqi’ah : 22-23).
  Sebaik-baik seorang istri adalah yang jika suami memandangnya, ia memberikan kebahagiaan. Jika suami menyuruhnya, ia mentaatinya. Dan jika sang suami pergi, ia menjaga dirinya dan hartanya. Istri shalihah senantiasa menyenangkan hati suaminya, dan menjaga suasana cinta dan kasih sayang tetap bersemi dalam keluarga. Seperti sabda Rasulullah saw. “Sesungguhnya apabila seorang suami menatap istrinya dan istrinya membalas pandangan (dengan penuh cinta kasih), maka Allah menatap mereka dengan pandangan kasih sayang. Dan jika sang suami membelai tangan istrinya, maka dosa mereka jatuh berguguran disela-sela jari tangan mereka.”
    Wanita shalihah dan mempesona ibarat sekuntum mawar yang datang dari surga, anggun dibalik perisai ketegasan, cantik dalam balutan malu, berbinar dalam tunduknya pandangan mata. Ia lembut sekaligus tangguh, ia mempesona meski ia tersentuh, ia serahkan jiwa raga kepada Rabb-nya.
   Wanita shalihah dan mempesona memiliki hati seperti embun yang merunduk tawadhu’ dipucuk-pucuk daun. Seperti karang berdiri tegar yang disiram air hujan. Memiliki iman ssperti bintang, terang benderang menerangi kehidupan.
   Wanita shalihah dan mempesona memiliki sifat seperti bidadari surga, yakni menundukkan pandangannya. Kalimat ‘menundukkan pandangannya’ dalam ayat tersebut dapat dipahamu sebagai ‘pemalu’. Namun adapula yang mengartikan ‘bertingkah laku sopan’. Memang begitulah seharusnya wanita yang ingin didambakan oleh pasangannya. Ia selalu bersikap sopan didepan orang lain, lebih-lebih dihadapan lelaki yang bukan mukhrimnya. Ia pemalu, tetapi tidak rendah diri dan tidak minder dalam pergaulan.
                謝謝你們……..
image